Peran IDAI Dalam Manajemen Pengelolaan Krisis Dampak Vaksin Palsu

Untuk materi bisa diakses pada alamat www.idaijogja.or.id/artikel-ilmiah.

Akses artikel harus memasukkan username dan password.
Contoh: NPA:01 38877 2012 11
Username: 38877
Password: 12345
Password bisa diganti setelah login.

Dinner Symposium

Pada tanggal 29 Juli 2016, IDAI Cabang Yogyakarta mengadakan Dinner Symposium.
Acara berlangsung di Ballroom Hotel Tentrem Yogyakarta.
Dimulai pada pukul 18.30 WIB.
Pembicara pada symposium ini ada 3 orang, yaitu Prof Lise C Johnson, Dr. Bernadette Benitez, dr Endy Prawirohartono

Untuk materi bisa diakses pada alamat www.idaijogja.or.id/artikel-ilmiah.

Akses artikel harus memasukkan username dan password.
Contoh: NPA:01 38877 2012 11
Username: 38877
Password: 12345
Password bisa diganti setelah login.

Gallery Foto Dinner Symposium

Seminar & Workshop “The 1000 Summit Days”

Pada tanggal 17 April 2016, IDAI Cabang Yogyakarta mengadakan Seminar & Workshop “The 1000 Summit Days”.
Acara berlangsung di Hotel Royal Ambarukmo.
Dimulai pada pukul 08.00 WIB.
Acara menghadirkan pembicara yang berasal dari dalam dan luar negeri.

Untuk materi bisa diakses pada alamat www.idaijogja.or.id/artikel-ilmiah.

Akses artikel harus memasukkan username dan password.
Contoh: NPA:01 38877 2012 11
Username: 38877
Password: 12345
Password bisa diganti setelah login.

Gallery Foto Seminar & Workshop “The 1000 Summit Days”

Rekomendasi IDAI untuk Anak yang Terpajan Vaksin Palsu

Rekomendasi IDAI untuk Anak yang Terpajan Vaksin Palsu

IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

REKOMENDASI

No.: 018/Rek/PP IDAI/VI/2016

UNTUK ANAK YANG TERPAJAN VAKSIN PALSU

  • IDAI setuju dilakukan imunisasi ulangan.
  • Imunisasi ulangan dianjurkan untuk menggunakan vaksin yang sama, atau jika vaksin yang sama tidak tersedia, dapat menggunakan vaksin yang setara yang disediakan oleh pemerintah dengan persetujuan orangtua setelah penjelasan yang rinci.
  • Mengingat saat ini jenis vaksin yang dipalsukan adalah vaksin impor yang mengandung DTP-Hib-IPV dan Hepatitis B, maka apabila ada keraguan mengenai jenis dan jadwal vaksin yang akan diberikan, dapat diberikan vaksin DTP-HB-Hib (Pentabio®) dan vaksin polio oral sesuai jadwal sebagai berikut.

 

JADWAL PEMBERIAN VAKSIN

  • DTP (Difteri, Tetanus, Pertusis) atau Td:
  • Usia <1 tahun:
    • Imunisasi diberikan 3 kali dengan interval 1 bulan
  • Usia 1 – <7 tahun:
    • Dosis pertama: hari H
    • Dosis kedua: 2 bulan setelah dosis pertama
    • Dosis ketiga: 6 bulan setelah dosis kedua
  • Usia 7 – 18 tahun:
    • Diberikan Td:
      • Dosis pertama: hari H
      • Dosis kedua: 2 bulan setelah dosis pertama
      • Dosis ketiga: 6 bulan setelah dosis kedua
  • Dosis keempat dan kelima diberikan dengan interval 12 bulan dari pemberian terakhir
  • Hib diberikan bersama dengan DTP

 

PENJELASAN KEPADA ORANGTUA MENGENAI VAKSIN YANG  DIGUNAKAN

UMUM

  • Anak yang akan mendapat imunisasi ulang harus dalam keadaan sehat (tidak demam).
  • Pemberian vaksin yang berlebih tidak menyebabkan masalah apapun.

DTP

  • Vaksin yang akan diberikan adalah vaksin program imunisasi nasional produksi Biofarma.
  • Vaksin ini untuk mencegah penyakit difteri, tetanus, dan pertusis.
  • Vaksin DTP terkandung dalam Pentabio®.
  • Vaksin ini sama efektifnya dengan vaksin impor.
  • Demam dapat terjadi pada kedua jenis vaksin tersebut berkisar antara 10-25 %.
  • Apabila khawatir terjadi demam dapat diberikan parasetamol 10 mg/kgBB/kali, setiap 6-8 jam.
  • Bila membutuhkan konsultasi/bantuan lebih lanjut dapat menghubungi hotline resmi Kementerian Kesehatan yaitu Halo Kemenkes di nomor (kode wilayah) 1500567.

POLIO

  • Vaksin polio dapat diberikan bersama DTP.

Hepatitis B

  • Vaksin Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis oleh virus hepatitis B.
  • Vaksin Hepatitis B terkandung dalam Pentabio®.

Hib (Haemophylus influenza type b)

  • Vaksin Hib untuk mencegah penyakit akibat infeksi bakteri Hib seperti radang otak (meningitis) dan radang paru (pneumonia).
  • Vaksin Hib terkandung dalam Pentabio®.

 

Referensi

  1. Buku Pedoman Imunisasi di Indonesia, edisi V, tahun 2014
  2. Jadwal Imunisasi Rekomendasi WHO. Tersedia di: http://www.who.int/immunization/policy/immunization_tables/en/

 

 

Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia

Disusun oleh: Satgas Imunisasi IDAI

Surat Himbauan PP IDAI Mengenai Vaksin Palsu

ANAK MENGOMPOL, KAPAN PERLU WASPADA?

Pada masa awal kehidupan seorang anak, mengompol adalah hal yang umum dijumpai Tetapi bagaimana jika ada seorang anak SD (Sekolah Dasar) berusia 8 tahun tetapi masih sering mengompol? Kapan orangtua perlu waspada jikamempunyai anak yang masih mengompol?

Berkemih adalah proses pembuangan sisa metabolik tubuh oleh saluran kemih yang diatur oleh Susunan Syaraf Pusat (SSP).  Saat anak masih berumur dibawah 2 tahun, proses perkembangan otak belum sempurna sehingga anak belum dapat mengkontrol kencingnya. Setelah perkembangan otak sudah hampir sempurna dan anak dilatih secara rutin untuk berkemih di toilet (toilet training) maka keluhan mengompol dapat membaik. Pada usia 3 tahun, 75% anak bebas mengompol siang dan malam hari. Sedangkan pada usia diatas 5 tahun, pada umumnya hanya 10-15% anak masih mengompol.1

Mengompol pada anak yang harus diwaspadai adalah anak usia >5 tahun yang mengompol minimal 2x seminggu dalam periode paling sedikit 3 bulan yang tidak disebabkan oleh efek obat-obatan.1Jika menjumpai keluhan seperti ini maka dianjurkan untuk segera menemui dokter Anda agar dapat diidentifikasi penyebabnya dan dilakukan penanganan yang tepat. Dokter akan melakukan beberapa pemeriksaan untuk dapat mengetahui apakah keluhan mengompol disebabkan oleh infeksi saluran kencing, kelainan organ atau masalah psikologi.

Infeksi saluran kencing sering dijumpai pada anak-anak. Keluhannya bermacam-macam dari mulai tanpa gejala (asimtomatik), demam, nyeri perut, nyeri saat berkemih atau mengompol. Dokter akan melakukan pemeriksan urin (air seni) untuk memastikan infeksi ini.  Pada anak yang mengalami gangguan organ seperti gangguan syaraf berkemih, mereka tidak mampu untuk mengkontrol berkemih. Jika tidak ditemukan kelainan organ atau infeksi, maka mungkin ada permasalahan psikologi pada anak seperti rasa percaya diri yang rendah (low self esteem), ketakutan yang berlebihan atau masalah sosial lain.2

Penanganan yang dilakukan sesuai dengan penyebab mengompol tersebut. Bila terdapat infeksi, maka dokter akan memberikan antibiotik selama 10-14 hari. Pada kasus-kasus gangguan syaraf berkemih dapat dilakukan tindakan pembedahan dan pemasangan kateter urin. Sedangkan pada anak mengompol yang disebabkan oleh permasalahan psikologi maka dapat dikonsulkan ke psikologi anak. Beberapa pengaturan perilaku (behavioural treatment) dapat dilakukan oleh fisioterapis. Selain itu, orangtua dapat meningkatkan motivasi pada anak untuk berkemih secara teratur dan sebelum tidur. Pemberian motivasi serta ungkapan kasih sayang sangat penting untuk meningkatkan rasa percaya diri anak dan menjauhi perasaan bersalah karena masih mengompol.

 

Kristia Hermawan, Retno Palupi

Sub bagian Nefrologi, FK UGM / RSUP Dr. Sardjito

 

Daftar pustaka

  1. Enuresis. Pedoman Pelayanan Medis. 2009
  2. Ramakrishnan, K. Evaluation and treatment of enuresis. AAFP. 2008;78(4):489-496

Update Kegiatan & Mini Seminar

Pada hari sabtu tanggal 4 Juni 2016, bertempat di XO Cafe & Bistro, IDAI Cabang DIY menyelenggarakan Mini Seminar.

WhatsApp-Image-20160604(8) WhatsApp-Image-20160604(6) WhatsApp-Image-20160604(5) WhatsApp-Image-20160604(4) WhatsApp-Image-20160604(3) WhatsApp-Image-20160604(2) WhatsApp-Image-20160604(1) WhatsApp-Image-20160604

PEDOMAN PELAYANAN MEDIS IKATAN DOKTER ANAK INDONESIA

Untuk materi bisa diakses pada alamat www.idaijogja.or.id/artikel-ilmiah.

Akses artikel harus memasukkan username dan password.
Contoh: NPA:01 38877 2012 11
Username: 38877
Password: 00000
Password bisa diganti setelah login.

2nd Annual Neonatology Update 2016

2nd Annual Neonatology Update 2016 A 2nd Annual Neonatology Update 2016 B